Minggu, 02 Maret 2014

Jatuh - Tertimpa tangga - Masuk selokan


Minggu, 02 Maret 2014

                Ya, seperti itulah ibaratnya kisahku di awal tahun ini. Semuanya seperti memojokkanku. Aku tahu aku salah, tapi aku tahu aku bisa memperbaikinya lagi. Dan parahnya seperti tak ada kesempatan bagiku lagi. Aku sudah lelah. Sudah pasrah.
                Semuanya berawal dari prestasi akademikku. Yah di awal semester ini prestasi akademikku hancur lebur seperti melebur sebuah logam yang sangat keras dengan bara api yang sangat panas. Meleleh. Ya, meleleh. Lihatlah betapa tebal dan kuatnya sebuah logam akhirnya meleur juga dengan bara api yang panas. Prestasi ku down. Indeksnya tidak sampai angka tiga selayaknya angka standar (bagiku). Memang harus kuakui sangat sulit untu menjalani proses kuliah di jurusan ku. Jurusan farmasi. Tapi ibu ku selalu menjadi penyemangatku agar tidak menyerah. Ini yang aku dapat, ini yang aku harus jalani. Memang belajar di tempat yang tidak sesuai dengan keinginan dan kemauan kita itu akan susah untuk survive. Yah hasilnya begini, semua down. Jatuh. Tapi mama masih mau menyemangati aku.
                Aku sempat melemparkan ide kepada mama agar mencoba lagi SBMPTN tahun 2014. Tapi mama mencgah. Kata mama, itu adalah tempat mu yang sudah di tunjukkan Tuhan untuk belajar bang. Jangan putus asa. Biasanya itu kalau banyak yang menghadang. Setelah aku piker ada benarnya juga. Yaudah dengan berat aku putuskan untuk tetap survive di jurusanku. Walaupun aku ‘jatuh’ dan sakit.
                Yang kedua ya itu, kejadian yang menimpa ku hari Minggu tanggal 23 Februari kemarin. Ya, disitu semua barang berharga ku (kecuali laptop yang aku tinggalkan di rumah) hilang di kolam renang. Susah untuk bicara, susah untuk berkata-kata. Semua lenyap. Pikiranku hanya satu, masih ada orang yang tega mencuri. Sekelaparan apakah dia? Aku hanya berdoa kepada Tuhan agar yang mencuri tas ku utuh dengan isi nya seperti tab, hp, jaket, power bank, pakaian diberkati dan tidak mengulangi perbuatannya mencuri barang orang lain. Cukup aku yang menjadi korban. Ini semua membawa aku ke ‘tertimpaan tangga’ yang berat. Ibarat jatuh dari genteng untuk mengambil layangan, eh malah tertimpa tangganya. Sakit tau.
                Yang ketiga, yah mungkin ini salah satu yang paling tragis mungkin. Kekasihku meminta untuk hubungan kami diakhiri saja. Dia gak sabar, dia gak tahan, dia gak kuat menunggu yang mungkin hanya seminggu lebih aku di kota kelahiranku. Ya memang ini semua salahku. Kami lost contact selama hampir seminggu karena alat komunikasi ku gak ada lagi. Hp hilang dan tab ku juga. Jadi aku harus bilang apa? Aku harus meminta yang baru sama ortu lagi? Itu sama dengan membunuh mereka namanya. aku rasanya menjadi seperti anak yang tidak tahu daunting. Ya begitulah kira-kira.
                Kami memnag berhubungan lewat chat facebook. Tapi jaringan internet di kota kelahrian ku sedang mengalami gangguan sehingga sangat teramat lambat. Ada kebakaran hutan disini sehingga (katanya) tower provider internet sempat di matikan untuk beberapa lama. Tahu sendiri kan kalau  baru diaktifkan lagi akan menjadi lambat sekali. Itu sama seperti proses booting sebua computer yang baru menyala. Sama seperti kamu baru bangun tidur di pagi hari yang terkesan ‘lambat’.  Ya begitulah. Aku saying padanya tapi aku menjadi meragu padanya. Kenapa hanya untuk menunggu seminngu ia tak bisa. Aku hanya terdiam dan membeku ketika dia melontarkan keinginannya itu. Tak bisa melarang dan mencegah. Bisu. Semuanya bagaikan jatuh, tertimpa tangga, lalu masuk selokan.
                Aku merasa ‘hufffttt’. Tidak terkatakan. Dan aku semakin menyadari bahwa Tuhan ku lah yang tidak pernah meninggalkan aku dalam keadaan down. Kenapa? Karena dalam setiap ibadah ku aku merasa damai dan tenang. Aku merasa relax dalam hidupku. Aku merasa bebas. Free. Tuhanku, Kaulah sumber kekuatanku. Takkkan kekurangan aku…
 

Tidak ada komentar: